Selasa, 03 Desember 2013

PENETAPAN KLORIDA SECARA ARGENTOMETRI

DASAR TEORI

Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Metode ini dapat menentukan Cl-, Br-, I- dengan menggunakan Ag (I) yang lebih dikenal dengan metode argentometri. Metode ini kurang digunakan karena sulitnya memperoleh indicator yang sesuai untuk menentukan titik akhir pengendapan (Khopkar, 2010).
Pengendapan merupakan metode yang paling baik pada analisis gravimetric. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu :
1.        Temperatur
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur, kadangkala endapan yang baik terbentuk pada larutan panas. Tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas karena pengendapan dipengaruhi oleh temperatur.
2.        Sifat pelarut
Garam-garam anorganik lebih larut dalam air, berkurangnya kelarutan dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat.


3.        Efek ion sejenis
Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation atau anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga endapan garam bertambah.
4.        Efek ion-ion lain
Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam betral atau efek aktivitas. Semakin kecil efek aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang dihasilkan.
5.        Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada pH larutan, misalnya : oksalat ; ion H+ bergabung dengan ion C2O43- membentuk H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya. Pemisahan logam sulfide didasarkan pada pengendalian pH.
6.        Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan (H+). Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah kelarutannya.
7.        Pengaruh kompleks
Kelarutan garam yang sedikit merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut (Khopkar, 2010).

Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir titrasi dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak sepert gravimetric, titrasi pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna. Semua jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indicator yang digunakan untuk melihat titik akhir.
1.        Titrasi dengan kekeruhan tanpa indicator (Liebig)
Untuk kelarutan yang mengandung Ag, jika ditambahkan NaCl maka mula-mula terbentuk suspense yang kemudian terkoagulasi (membeku). Laju terjadinya koagulasi menyatakan mendekatnya titik ekivalen (Khopkar, 2010).
Titik akhir ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan yang tetap. Kendala dalam menentukan titik akhir dengan tepat disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut pada saat mendekati titik akhir titrasi (Rahayu, 2011).
2.        Metode Volhard
Metode ini digunakan untuk menentukan kandungan perak dalam suasana asam dengan larutan standar kalium atau amonium tiosianat berlebih. Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai indicator dalah contoh titrasi ini, yaitu pembentukan zat berwarna didalam larutan. Selama titrasi, Ag(SCN) terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4SCN yang berlebih bereaksi dengan Fe(III) membentuk warna merah gelap [FeSCN]++. Jumlah tiosianat yang menghasilkan warna harus sangat kecil. Jika kesalahan pada titik akhir titrasi sangat kecil, tetapi larutan harus dikocok dengan kuat pada titik akhir, agar Ag yang teradsorpsi pada endapan dapat didesorpsi. Pada metode volhard untuk menentukan ion klorida, suasana haruslah asam karena pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis.
3.        Metode Mohr
Pada metode ini, titrasi halida dengan AgNO3 dilakukan dengan indicator Na2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada titik akhir titrasi,, ion Ag yang berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus bersifat netral atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa karena Ag akan diendapkan sebagai Ag(OH)2. Sedangkan jika larutan terlalu asam, maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi CrO42- berkurang, yaitu dengan terjadinya reaksi H+  +  CrO42- ------>  HCrO42-. Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini endapan indicator berwarna harus lebih larut disbanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi. Akan tetapi tidak boleh terlalu banyak larut, karena akan diperlukan lebih banyak pereaksi dari yang seharusnya.
4.        Metode Fajans

Titrasi argentometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl-  akan berada pada lapisan sekunder (Khopkar, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Titrasi argentometri (http://www.titrasi-pengendapan-penentuan-   klorida.blogmini.html) diakses pada tanggal 2 januari 2013.

Day, R.A.Jr dan A.L Underwood. 1999. Analisis Kimia kuantitatif, edisi revisi.                  Erlangga: Jakarta.

Khopkar.S.M. 2010. Konsep dasar Kimia Analitik.UIP: Jakarta.             

Rahayu nenden. 2011. Argentometri (titrasi pengendapan) (http://www.cem-is-      try.com) diakses pada tanggal 2 januari 2013.
Staf pengajar Kimia Analtik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Analitik.

            Untad-Press: Palu.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Cara Seo Blogger